Abu Bakar Ash Shidiq رضي الله عنه
Kompetensi inti atau kompetensi utama Abu Bakar RA terdiri dari integritas (ING), konsisten dan komitmennya (CO) pada kebenaran, kepemimpinan (Leadership)yang kuat dan kedermawanan (Charitable).
Beliau adalah sahabat yang paling mulia setelah Rasululah صلا الله عليه وسلام. Orang pertama-tama masuk Islam. Orang yang menggantikan Rasulullah sebagai Imam. Sahabat sejak kecil sekaligus mertua Rasulullah صلا الله عليه وسلام.
ING (Integritas) Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaaan yang sulit untuk melakukan ini, dengan kata lain "satunya kata dengan perbuatan". Mengkomunikasikan maksud ide dan perasan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negoisasi yang sulit dengan pihak lain. Begitupun Abu Bakar, ia adalah orang yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Ini dibuktikan dalam kesederhanaan hidupnya. Serta sikapnya yang sangat cermat, teliti dan hati-hati dalam mengelola kas Negara (baitul maal). Joesoef Sou’ib dalam bukunya Sejarah Khulafaur Rasyidin menyatakan, meskipun sebagian panglima perang dan pejabat pemerintahan khalifah Abu Bakar hidup dalam kemewahan, namun beliau tetap hidup dalam kesederhanaan. “… akan tetapi khalifah abu Bakar tetap tinggal dalam rumah biasa di Medinah, hidup sebagai rakyat biasa, membeli kebutuhannya di pasar dan menjadi imam setiap sholat lima waktu.” “Sejarah mencatat bahwa masa pemerintahannya yang 2 tahun 3 bulan itu, Abu Bakar hanya mengeluarkan 8.000 (delapan ribu) dirham dari Baitul Maal bagi keperluan keluarganya.” Beliau juga menolak mengambil dari Baitul Maal melebihi dari kebutuhan hidupnya. “… Abu Bakar wafat meninggalkan seekor unta, ember, susu dan baju resmi, serta dengan gigih mengembalikannya ke Baitul Maal.” Adakah pejabat di negeri ini seperti beliau? Atau justru mobil, uang, deposito, rumah, perusahaan dan tanah mereka semakin banyak serta semakin sulit dihitung oleh KPK. Abu Bakar juga termasuk orang yang dapat dipercaya dan sangat dipercaya oleh Rasulullah صلا الله عليه وسلام. Rasulullah berkata, “Tidak kuajak seorangpun masuk Islam melainkan ia ragu dan bimbang, kecuali Abu Bakar.” (Riwayat Ibnu Ishaq). Ia adalah teman setia Rasulullah dalam perjalanan hijrah. Dan yang menemani beliau ketika di gua Tsur. Beliau juga tidak pernah absen dalam semua peperangan bersama Rasulullah. Kalau bukan orang terpercaya tentu Rasulullah tidak akan mengajak Abu Bakar dalam perjalanan yang sangat rahasia dan sangat berbahaya ini. Bahkan ketika Rasulullah melakukan Isra’ Mi’raj dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha kemudian naik ke langit tujuh, banyak orang musyrik yang tidak percaya. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar dengan harapan Abu Bakar akan menolaknya. Tetapi ternyata Abu Bakar mejawab, “Jika memang benar Muhammad yang mengatakannya, maka ia telah berkata benar, dan sungguh aku akan membenarkannya lebih dari itu.” Karena itulah Abu Bakar mendapat gelar Ash Shidiq. |
Komitmen Pada Jama’ah (Commitmen to Organization) Kompetensi inti (core) lainnya dari Abu Bakar adalah komitmennya pada organisasi (jama’ah). Komitmen Organisasi adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, perioritas dan sasaran organisasi, ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi. Intinya adalah mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi. Dalam bahasa penulis adalah mendahulukan kepentingan umat dan jama’ah kaum muslimin di atas kepentingan pribadi. Jama’ah juga berarti komitmen kepada kebenaran. Dan Abu Bakar adalah orang yang sangat mendahulukan kepentingan umatnya/kaum muslimin serta sangat komitmen dengan kebenaran. Contohnya, setelah diangkat sebagai khalifah, beliau berkhutbah dan berpidato di atas mimbar Masjid Nabawi : Hai orang banyak semuanya Aku diangkat mengepalai kalian Dan aku bukanlah yang terbaik diantara kalian Jika aku membuat kebaikan Maka dukunglah aku Jika aku membuat kejelekan Maka luruskanlah aku Kebenaran itu suatu amanat Dan kebohonganitu suatu khianat Yang terlemah diantara kalian aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan memulangkan haknya. Yang terkuat diantara kalian aku anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah dari tangannya. Janganlah seorangpun diantara kalian meninggalkan jihad Kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Bila aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya tidak ada kewajiban patuh kepadaku Kini marilah kita melakukan sholat Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kalian Coba anda cari pemimpin di dunia yang siap dikritik jika melakukan kesalahan dan kejahatan. Pemimpin-pemimpin kerdil itu justru memberangus, memenjarakan dan membunuh orang-orang yang mengkritiknya. Beliau juga sangat komitmen dalam tugasnya menjaga kemurnian ajaran Islam. Karena pada saat itu terjadi banyak kesesatan seperti lahirnya nabi palsu Musailamah Al Kadzab la’natullah, gerakan pemurtadan (riddah) dan pembangkangan. Sejarawan Islam Joesoef Sou’yb mencatat, “Wafatnya Rasululah telah menimbulkan kegoncangan di semenanjung Arabia. Timbul gerakan riddat disana-sini. Yakni gerakan membelot dari agama Islam. Hampir seuruh kabilah-kabilah di luar kota Madinah dan Mekah terlibat dalam gerakan riddat. Begitupun kerajaan-kerajaan setempat pada belahan selatan Arabia. Peristiwa itu menimbulkan kecemasan yang besar di ibukota Madinah Al Munawwarah.” Dalam kondisi seperti ini tampak jelas kompetensi Abu Bakar dalam membela kebenaran sekaligus juga kuatnya karakter kepemimpinan (Leadership)dan keberanian beliau. Dengan komitmen dan tekad yang bulat Abu Bakar mengirimkan pasukan untuk memberantas para pemeberontak agama tersebut. Akhirnya beliau berhasil mengatasi ujian berat ini. Beliau berhasil menumpas kaum riddat di Bahrain, Oman, Mahra, Hadralmaut dan Yaman. Komitmen dalam kebenaran ini juga ditunjukkan dalam sikapnya untuk selalu memenuhi hak-hak Allah SWT dan hak-hak manusia. Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat : “Siapa diantara kalian yang berpuasa hari ini?”, “Saya jawab Abu Bakar.”. Siapa yang mengiringi jenazah pada hari ini?, “Saya jawab Abu Bakar.” Siapa diantara kalian yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?, “Saya jawab Abu Bakar.” (HR Muslim). |
Team Leadership (TL) Abu Bakar Kepemimpinan Abu Bakar terlihat pada sikapnya dalam membela kebenaran dan menumpas gerakan pemurtadan & nabi palsu sebagaimana telah dijelaskan di atas. Bukti ini juga terlihat dalam debat yang seru antara beliau dan Umar bin Khattab dalam mensikapi orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Umar berpendirian bahwa mereka tidak perlu diperangi selama mereka masih sholat. Sementara Abu Bakar berpendirian untuk memerangi dan menumpas orang yang memisahkan antara sholat dan zakat. Sebab zakat adalah bagian dari rukun Islam. Maka jika salah satunya roboh maka robohlah rukun Islam. Yang berarti keluar dari Islam (murtad). Bukti lainnya adalah hanya Abu Bakar (diantara para sahabat) yang mampu meng-Islamkan seluruh anggota keluarganya. Beliau meng-Islamkan bapak dan ibunya. Semua anak laki-lakinya yaitu Abdullah, Abdurrahman dan Muhammad. Dan anak-anak perempuannya yaitu Asma’, Aisyah dan Ummi Habibah. Beliau juga meng-Islamkan semua istri-istrinya. Qatilah, Ummi Ruman dan Asma’ binti Umais dan Habibah binti Kharijah Radiyallahu ‘anhum. Selain itu beliau juga meng-Islamkan sahabat-sahabat terkemuka. Seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, Thallah bin Ubaidilah dan Abu Ubaydah bin Jarrah Radhiyallahu ‘anhum. Semuanya termasuk orang-orang yang dijamin masuk syurga. |
Beliau adalah saudagar yang kaya raya. Dengan hartanya ia bebaskan para budak. Yaitu Bilal, Amir ibnu Fuhairah, Zunairah, Nahdiyah dan putrinya, Jariyah binti Mua’amil dan Ummu Ubays.
Abu Bakar RA juga sangat dermawan. Namun hidupnya sangat sederhana. ‘Aisyah berkata, “Abu Bakar menginfakkan 4.000 dirham kepada Nabi SAW.” “Ketika meninggal dunia, beliau tidak meninggalkan satu dinar dan tidak pula satu dirhampun. “ kata putrinya ‘Aisyah RA.
Padahal kita tahu beliau adalah khalifah. Seorang kepala negara yang memiliki kedudukan tertinggi dalam pemerintahan.
Bahkan menurut riwayat beliau pernah menyumbangan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Sampai-sampai Rasulullah bertanya, “Lalu apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”. Abu Bakar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”