Sejarah
Pada zaman Raja Hamengkubuwono VIII pantai ini diresmikan dan dijadikan tempat tirakatan, sekaligus kampung nelayan. Disini ada pasar ikan, dan ada padepokan yang dibangun dengan model khas bangunan Jawa.
Dari jauh, bangunan yang di tengahnya ada pohon pandan ini, nampak seperti simo, harimau. Tetapi setelah dekat, tempat ini terasa sejuk. Maka tempat ini disebut dengan nama Pandan Simo. Tak jauh dari sini ada Pandan Sari, yang juga ramai pada malam-malam tertentu, khususnya malam Jumat Kliwon. Juga ada Pandan Payung, sekitar satu kilometer arah ke barat. Disini agak sepi dan dikitari padang pasir yang cukup luas.
Pantai sepanjang Pandan Simo tidak cocok untuk berenang. Sangat dalam dan curam. Tetapi pemandangannya sangat bagus, terutama pada pagi hari sekitar jam 5.30 sampai jam 6.30. Tak jauh dari sini ada pelabuhan baru yang sedang dibangun, pelabuhan untuk para nelayan. Ikan-ikan yang dijual di sini cukup murah, sekitar Rp 20.000,00 per kg.
Pantai Pandansimo berbeda dengan pantai lainnya dalam deret pantai selatan. Pantai yang telah bertahun-tahun memberi kehidupan, memberi inspirasi dan memberi ketentraman bagi penduduk setempat yang telah berlangsung secara turun temurun.
Secara ekonomis, masyarakat setempat berprofesi sebagai nelayan. Ada juga warga yang bekerja sebagai petani, pegawai dan wiraswasta.
Sebagai nelayan, pemerintah setempat telah memberi fasilitas penunjang seperti pembuatan pasar ikan, memperhalus jalan, promosi dll. Di lingkungan pantai sendiri telah berdiri fasilitas penunjang untuk pariwisata. Lapangan sepak bola, kolam renang, lahan untuk out bond, camping, bermain dll. Dengan dibangunnya sarana penunjang diharapkan pengunjung akan lebih nyaman.
Memanfaatkan angin kencang yang bertiup dari laut selatan, maka didirikan kincir angin untuk sumber energi. Sumber energi gas bumi yang semakin menipis dan tentu saja semakin mahal, maka sumber energi tenaga angin menjadi pilihan.
Perbedaan lain dari pantai Pandansimo adalah, ditumbuhi dengan pohon cemara. Sehingga pengunjung akan tersas sejuk. Berbeda dengan kebanyakan pantai lainnya yang lebih akrab dengan panas.
Pasirpun juga berbeda dengan pantai yang lain. Di Pantai Pandansimo, pasirnya seperti pasir kali. Bentuknya lebih besar dan lembut.Bagi yang pengen pijat urat lewat telapan kaki, jalan kaki saja di pantai ini. Murah dan meriah.