Ia lahir di pandan gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897
Pelajaran sejarah disekolah tidak mencantumkan namanya, kendati ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui keppres nomor 53 tahun 1963, KENAPA?
Penggagas awal Republik
TAN MALAKA lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. 2 Juni 1897.
Tan merupakan tokoh pertama yang menggagas secara tertulis Konsep Republik Indonesia. Ia menulis Naar de Republiek Indonesia ( menuju Republik Indonesia ) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta yang menulis Indonesia Vrije ( Indonesia Merdeka ) 1928, dan Bung Karno yang menulis Menuju Indonesia merdeka, 1933 . (Harry Albert Poeze , sejarahwan Belanda yang meneliti Tan sejak 36 tahun lalu.)
Kata-kata Tan tentang revolusi, belakangan hari sering dikutip oleh Ir. Soekarno, kata Sayuti Melik (TEMPO edisi Kemerdekaan 11-17 Agustus 2008)
WR Supratman juga telah membaca habis Massa Actie(buku karanga Tan Malaka). Ia memasukkan kalimat “Indonesia tanah tumpah darahku“ kedalam lagu indonesia Raya setelah diilhami bagian akhir dari Massa Actie, pada bab bertajuk “Khayal Seorang Revolusioner “.Disitu Tan antara lain menulis “dimuka bagian laskar,itulah tempatmu berdiri....kewajiban seorang yang tahu kewajiban putra tumpah darahnya
Tan menggagas dan mendirikan sekolah rakyat bersama Tetua Sarekat Islam. Sekolah Rakyat diIndonesia pertama didirikan oleh Tan Malaka di Semarang. Menurut Tan,”Kemerdekaan rakyat hanya bisa diperoleh dengan pendidikan kerakyatan”. Dalam brosur yang bertajuk “SI dan Onderwijs” Tan Malaka menguraikan dasar dan tujuan pendidikan kerakyatan
Berpuluh-puluh tahun namanya absen dari buku-buku sejarah, dua–tiga generasi dari kita mungkin hanya mendengar samar-samar nama tokoh ini. apalagi soal perannya yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Dan kini setelah Indonesia merdeka masihkah kita membiarkan “lupa” yang lahir dari aneka keputusan politik itu.
Ada apa dibalik penulisan sejarah Indonesia?adakah kebenaran disembunyikan dalam penulisan sejarah Indonesia demi kepentingan pihak-pihak tertentu? adakah campur tangan kepentingan pihak-pihak tertentu dalam penulisan buku sejarah di Indonesia?
Pelajaran sejarah disekolah tidak mencantumkan namanya, kendati ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui keppres nomor 53 tahun 1963, KENAPA?
Penggagas awal Republik
TAN MALAKA lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. 2 Juni 1897.
Tan merupakan tokoh pertama yang menggagas secara tertulis Konsep Republik Indonesia. Ia menulis Naar de Republiek Indonesia ( menuju Republik Indonesia ) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta yang menulis Indonesia Vrije ( Indonesia Merdeka ) 1928, dan Bung Karno yang menulis Menuju Indonesia merdeka, 1933 . (Harry Albert Poeze , sejarahwan Belanda yang meneliti Tan sejak 36 tahun lalu.)
Kata-kata Tan tentang revolusi, belakangan hari sering dikutip oleh Ir. Soekarno, kata Sayuti Melik (TEMPO edisi Kemerdekaan 11-17 Agustus 2008)
WR Supratman juga telah membaca habis Massa Actie(buku karanga Tan Malaka). Ia memasukkan kalimat “Indonesia tanah tumpah darahku“ kedalam lagu indonesia Raya setelah diilhami bagian akhir dari Massa Actie, pada bab bertajuk “Khayal Seorang Revolusioner “.Disitu Tan antara lain menulis “dimuka bagian laskar,itulah tempatmu berdiri....kewajiban seorang yang tahu kewajiban putra tumpah darahnya
Tan menggagas dan mendirikan sekolah rakyat bersama Tetua Sarekat Islam. Sekolah Rakyat diIndonesia pertama didirikan oleh Tan Malaka di Semarang. Menurut Tan,”Kemerdekaan rakyat hanya bisa diperoleh dengan pendidikan kerakyatan”. Dalam brosur yang bertajuk “SI dan Onderwijs” Tan Malaka menguraikan dasar dan tujuan pendidikan kerakyatan
Berpuluh-puluh tahun namanya absen dari buku-buku sejarah, dua–tiga generasi dari kita mungkin hanya mendengar samar-samar nama tokoh ini. apalagi soal perannya yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Dan kini setelah Indonesia merdeka masihkah kita membiarkan “lupa” yang lahir dari aneka keputusan politik itu.
Ada apa dibalik penulisan sejarah Indonesia?adakah kebenaran disembunyikan dalam penulisan sejarah Indonesia demi kepentingan pihak-pihak tertentu? adakah campur tangan kepentingan pihak-pihak tertentu dalam penulisan buku sejarah di Indonesia?